TOUNA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tojo Una-Una (Touna) menggelar sosialisasi penyusunan dokumen Kajian Resiko Bencana (KRB) untuk pertama kalinya, bertempat di Aula Hotel Lawaka, Rabu (04/06).
“Sejak Kabupaten Tojo Una-Una sampai hari ini, baru hari ini mulai dibuatkan tahapan-tahapan pembentukan KRB.” Kata Kepala Pelaksana BPBD Touna, Moh. Asrar M. Ali, saat diwawancarai di selah-selah kegiatan.
Asrar mengatakan, Adanya dokumen KRB sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat, karena di dalamnya terdapat peta rawan bencana, rencana kontingensi dan rencana penanggulangan bencana.
Ia menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Touna saat ini, karena dapat menganggarkan dan memprioritaskan penyusunan dokumen KRB untuk pertama kalinya.
Asrar juga mengungkapkan, Dalam penyusunan dokumen KRB akan melibatkan seluruh stakeholder terkait kebencanaan, masyarakat dan tim penyusun dari beberapa ahli di Perguruan Tinggi serta di akhir Desember 2025, ditargetkan sudah tersusun dengan baik.
“Masyarakat harus terlibat karena Informan kita akan ambil dari masyarakat Desa dan Kecamatan.” Ungkapnya
Sebelumnya, pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulawesi Tengah (Sulteng), H. Burhan Tahir, turut menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Touna yang ikut menyoroti adanya dokumen KRB di Touna dan mendorong semua Kabupaten/Kota di Sulteng ikut memiliki dokumen KRB.
“Tiada lain bahwa tojo una-una ini dari 5 kabupaten yang belum memiliki kajian resiko bencana, alhamdulillah dengan perhatian Pemerintah Tojo Una-Una sekarang menerbitkan anggaran melalui BPBD Kabupaten sehingga dokumen kajian resiko bencana akan tersusun.” Ujarnya.
Ia Lanjut, KRB merupakan salah satu dokumen Pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan untuk membangun daerah dan di dalamnya akan menunjukan wilayah-wilayah yang aman untuk ditempati membangun.
“Sehingga sangat perlu sekali dimiliki setiap daerah karena dokumen ini juga sekaligus akan menaikan kapasitas daerah itu sendiri dan sekaligus juga ikut memperbaiki indeks resiko bencana di Sulawesi Tengah.” Pungkasnya.
Comment